Observasi Sekolah
Kelompok 13
Ketua : Akhlak Kajimi (121301103 )
Anggota : Nova Hardiyanti Pane (131301009 )
Syafira Hairy Sani ( 131301107 )
Salshabilla Utari ( 131301129 )
Grace Irna N. K ( 131301133 )
Identitas Sekolah
Nama
Sekolah :
SD NEGERI 060808 MEDAN
Alamat
: Jln. Rahmadsyah Kec. Medan Area kota
Medan
Status Sekolah / Akreditasi : Negeri/-
Kepala Sekolah :
Dra. Efrida
Kondisi Fisik Kelas
Hari & Tanggal Observasi : Sabtu, 5 April 2014
Kelas yang di Observasi : V (Lima) SD
Mata Pelajaran : Matematika
Nama Guru yang Mengajar : Novi, S.Pd.
Waktu Observasi : 13.45 –
14.30 WIB
Jumlah Siswa :
32 Orang
Jumlah Siswa yang Hadir : 21 Orang
Hasil Observasi
Kelompok 13 melakukan tugas
observasi proses belajar yang terjadi di SD Negeri 060808 Medan yang beralamat
di jalan Jln. Rahmadsyah Kec. Medan Area Kota Medan
pada tanggal 05 April 2014. Kelompok mendapatkan izin dari pihak sekolah untuk
melakukan observasi di kelas 5 SD. Kami mulai melakukan observasi di dalam
kelas pukul 13.45 WIB. Pada saat pertama kali kami masuk ke kelas, proses
belajar mengajar belum dilakukan hingga akhirnya kami memulai dengan perkenalan
diri kepada adik-adik yang ada dikelas itu. Saat kami memperkenalkan diri, ada
seorang bapak yang membantu untuk menertibkan kelas. Dan kami mendapatkan
informasi bahwasannya bapak itu adalah guru olahraga di sekolah itu. Kelas
tersebut memiliki empat buah lampu yang menyala. Sebuah kipas angin yang
menyala berada di sisi dinding sebelah kanan kelas. Terdapat sebuah whiteboard
dan sebuah blackboard yang berada didepan kelas sebagai alat berlangsungnya
proses belajar mengajar.
Setting tempat duduk kelas
tersebut dibuat sesuai keadaan kelas yang tidak begitu luas. Meja guru berada
di depan kelas dan meja murid berada di depan meja guru. Terdapat 3 lemari yang
diletak di depan, samping, dan belakang kelas. Di belakang kelas juga terdapat
3 meja yang diletakkan berderetan sebagai tempat meletakkan buku-buku lama yang
sudah tidak terpakai yang dapat merusak konsentrasi belajar. Ada sebuah meja
pingpong yang diletakkan dibelakang kelas karna tidak ada lokal lagi untuk
menyimpan meja pingpong tersebut.di sebelah kiri dan kanan sisi kelas terdapat
runtutan jendela yang membuat siswa bisa melihat keluar. Tapi sayangnya jendela
pada sisi kiri kelas langsung berhadapan dengan dinding bangunan sebelah
sekolah tersebut sehingga udara tidak leluasa untuk keluar masuk kelas. Suasana
kelas yang bisa dikatakan sedikit panas, sedikit dibantu oleh sebuah kipas
angin yang memberikan angin segar untuk kelas tersebut. Keadaan kelas sudah
cukup nyaman. Tapi kelas kurang bersih karena ada banyak sampah yang berserakan
di lantai kelas.
Saat memulai pelajaran,
ibu guru memberikan intruksi kepada muridnya untuk mengeluarkan buku matematika
yang akan dipelajari. Para siswa terlihat begitu bersemangat untuk memulai
pelajaran. Di tengah guru menjelaskan pelajaran, sang guru mengingatkan kepada
muridnya bahwasannya pelajaran ini telah sedikit dipelajari di kelas 4 sd, dan
ibu guru memberikan motivasi kepada
muridnya untuk terus rajin belajar karna mereka pasti akan melalui ujian
nasional di tehun depan.
A. Pembahasan
Sistem Pembelajaran dikaitkan dengan Teori
1.
Operant Conditioning (B.F Skinner)
Perilaku yang dilakukan tidaklah
semua adalah perilaku yang diinginkan. Untuk menjadikan perilaku yang tidak
diinginkan menjadi perilaku yang diinginkan dapat dilakukan dengan cara
memberikan penguatan positive jika ada perilaku yang diinginkan. Dan untuk
mengurangi atau melenyapkan perilaku yang tidak diinginkan adalah dengan
memberikan penguatan negative dan memberikan hukuman.
Sama halnya dengan seorang anak yang
menganggap bahwa tampil dimuka umum adalah hal yang memalukan baginya karna
semua mata akan tertuju padanya dan itu akan mengganggu konsentrasinya. Namun
ketika ia tampil dimuka umum, orang disekelilingnya memberikan tepuk tangan.
Tepuk tangan tersebut merupakan reinforcement positif baginya yang membuat anak
tersebut ingin tampil didepan umum lagi untuk mendapatkan tepuk tangan
tersebut.
Pada kelas V guru memberikan
reinforcement kepada siswa dalam kelas. Pada saat seorang anak dapat
mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik, dan seorang anak mengerjakan
pekerjaan rumah yang diberikan, anak tersebut mendapatkan pujian dari ibu guru.
Dan kepada murid yang belum mengerjakan tugas, ibu guru meminta anak tersebut
untuk mengerjakan tugas di kemudian hari. Dari sini ibu guru memberikan
reinforcement positif kepada murid yang mengerjakan tugas dengan harapan
perilaku itu akan terus diulang dan frekuensi kejadiannya semakin bertambah.
Dan ibu guru memberikan reinforcement negative bagi murid yang tidak
mengerjakan tugas dengan harapan perilaku itu tidak diulang lagi.
Dalam teori Skinner, terdapat
prinsip utama penguatan. Dimana dinamika penguatan, agar efektif mengubah
perilaku, penguatan harus terjadi seketika bersamaan dengan kondisi penguatan
dan terkait langsung dengan perilaku itu sendiri.
2.
Kondisi Belajar Robert Gagne
Robert Gagne berpendapat bahwa ada 3
tahapan umum dalam belajar. Yaitu persiapan belajar, akuisisi dan kinerja dan
transfer belajar. Dimana didalan 3 tahapan umum ini terdapat Sembilan tahapan
belajar. Dimana tahapan tersebut adalah konsep pemrosesan kognitif pada
analisis pembelajaran. Sembilan tahapan ini pada dasarnya harus diberlakukan
secara berurut karena merupakan aspek pemrosesan yang penting demi tercapainya
tujuan pembelajaran.
1.
Persiapan belajar
Tujuan dari tahapan ini adalah
mempersiapkan diri untuk belajar. Termasuk didalamnya adalah memperhatikan
stimuli pada proses pembelajaran yang dapat berupa objek bergerak maupun diam,
ucapan, tulisan maupun gambar. Pada
dasarnya stimulus-stimulus ini adalah pembangunan harapan pembelajaran demi
tercapainya tujuan belajar. Pada dasarnya persiapan belajar melibatkan proses
pengambilan informasi yang relevan kemudian dimasukkan ke dalam ingatan kerja.
2.
Akuisisi dan kinerja
Merupakan fase inti dari
pembelajaran. Mengenali stimuli, memilih
stimuli yang relevan dari lingkungan, memberikan makna dan mentransfer
informasi ke ingatan jangka panjang, kemudian mengambil kembali informasi dan
merespon stimuli yang ada.
3.
Transfer belajar
Tahapan terakhir dari belajar dimana
pembelajar diberi kesempatan untuk mengaplikasikan aktifitas belajar ke dalam situasi baru dan
membangun petunjuk tambahan (misalnya
pengalaman) untuk diingat kembali kelak.
Pada kelas yang kami observasi, kami
melihat adanya indikasi dari teori belajar Gagne yang dapat diaplikasikan pada
kondisi kelas pada saat observasi.
Tabel 1. Asumsi Dasar Kondisi
Belajar Gagne
Deskripsi
|
Tahapan
|
Fungsi
|
Aplikasi dalam observasi
|
1.
Persiapan belajar
|
1.
Memperhatikan
|
Memberikan
peringatan bagi pemelajar
Mengorientasikan
|
Murid memperhatikan saat guru menerangkan
pelajaran
|
2.
Harapan
|
Pemelajar
pada tujuan belajar
|
Guru berharap agar murid dapat mengerti pelajaran
yang diberikan
|
|
3.
Pengambilan kembali (informasi yang relevan dan keterampilan) untuk dibawa ke
ingatan kerja
|
Memberi
ingatan tentang kapabilitas yang diperlukan
|
Adanya proses feedback dari guru tantang ppelajaran di kelas
sebelumnya
|
|
2.
Akuisisi dan kinerja
|
4.
Persepsi selektif
terhadap
ciri stimulus
|
Membangkitkan
penyimpanan pada stimulus penting secara temporer di dalam ingatan kerja
|
Murid hanya memperhatikan instruksi guru
|
5.
Pengkodean semantik
|
Transfer ciri stimulus dan informasi terkait ke
dalam ingatan jangka panjang
|
Murid mengingat pelajaran yang diterangkan oleh
guru pada kelas lalu
|
|
6.
Pengambilan kembali dan respons
|
Mengembalikan
informasi yang tersimpan ke penggerak respons individual dan mengaktifkan
respons
|
Murid merespon dengan memberikan tanggapan saat
guru bertanya
|
|
7.
Penguatan
|
Mengkonfirmasi
harapan pemelajar
tentang
tujuan belajar
|
Guru memberikan reinforcement kepada murid
|
|
3.
Transfer Belajar
|
8.
Pengambilan petunjuk
|
Memberikan
petunjuk tambahan untuk peringatan
kapabilitas di waktu mendatang
|
Guru menjelaskan dan menunjukkan beberapa contoh
soal
|
9.
Kemampuan generalisasi
|
Memperkaya
transfer belajar ke situasi baru
|
Pengetahuan mengenai pecahan dapat mereka gunkan
dikehidupan sehari-hari
|