Sabtu, 22 Maret 2014


Teori Belajar Vygotsky

            Menurut saya teori belajar Vygotsky itu sangat cocok untuk kepribadian saya. Karna teori belajar Vygotsky itu ada penekanan kuat terhadap proses  belajarnya. Karna dalam proses belajar saya itu gak bisa begitu cepat mengerti harus diulang beberapa kali baru saya mengerti dengan pelajaran tersebut. Begitu juga dengan di rumah saya harus mengulang pelajar tersebut agar dapat lebih mengerti baik itu pelajaran metemetika atau apapun.
            Karna saya dalam belajar harus sering mengulangi apa yang sudah dipelajari di sekolah ataupun di kampus supaya lebih dimengerti. Terkadang di kampus atau disekolah saya kurang paham dengan apa yang diberikan dosen ataupun guru. Dan dalam proses belajar sendiri saya itu harus memiliki teman yang bisa saya ajukan beberapa pertanyaan yang saya tidak mengerti. Dan saya juga kurang bisa belajar sendiri, kalau belajar sendiri saya suka bigung sendiri dengan apa yang ada dihadapan saya maka dari itu saya membutuhkan teman untuk membantu saya salam belajar dan mengulangi pelajaran di rumah.
            Dalam teori belajar vygotsky peran bahasa juga sangat penting karna dengan bahasa saya bisa mengerti dengan apa yang dikatakan orang-orang kepada saya. Dan itu juga memerlukan dialog dengan seseorang untuk memperlancar proses belajar. Dengan adanya penekatan yang kuat dalam proses belajar vygotsky itu sangat cocok yntuk saya dan saya memang harus seperti itu dalam proses belajar agar bisa mengerti dengan apa yang di pelajari. Begitupun dengan dirumah saya harus rajin-rajin mengulang pelajaran yang sudah dipelajari agar lebih paham dari sebelumnya, dan orangtua pun mengerti dengan hal tersebut makanya dari itu mereka tidak pernah bosan menyuruh saya untuk mengulang pelajaran tersebut dirumah.
            Dan orangtua saya juga mengerti dengan hal itu, sempat waktu saya masih SD orangtua saya memanggil guru les private untuk mengajari saya belajar. Karna orangtua saya tahu bahwa saya dalam belajar tidak bisa cepat mengerti dengan apa yang diberikan guru kepada saya maka dari itu orangtua saya memanggil guru private kepada saya agar saya lebih rajin dalam mengulang pelajaran dirumah.
            Dengan cara orangtua saya tersebut membuat saya lebih rajin mengulang pelajaran dirumah. Dan itu masih saya terapkan sampai sekarang walau bedanya sekarang guru privatenya udah gak ada lagi. Dengan belajar sendiri membuat saya lebih menghargai waktu dan membuat saya lebih mandiri dalam proses belajar. Walau terkadang saya menemukan kesulitan dalam belajar sendiri, kalau sudah begitu saya harus menanyakannya kepada teman yang dekat dengan saya agar saya mengerti.
            Teman dekat saya juga tidak sungkan-sungkan untuk mengajari saya agar saya lebih mengerti dengan pelajaran tersebut. Karna mereka tahu bahwa saya tidak bisa cepat dalam mengerti suatu pelajaran dan saya juga tidak segan untuk bertanya kepada teman saya sendiri. Dan mereka juga dengan senang hati mau membantu saya agar mengerti dengan pelajaran tersebut. Karna sekarang saya sudah tahu bahwa kurang cepat dalam mengerti sebuah pelajaran maka sekarang saya lebih rajin untuk mengulang pelajaran tersebut dirumah agar lebih mengerti apabila di tanyakan kembali kepada saya.

Nama               : Nova Hardiyanti Pane
Kelompok       : 13

Selasa, 11 Maret 2014

Psikologi Pendidikan dan Teknologi



Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang menkhususkan diri pada cara memahami cara pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Ada beberapa tokoh yang berperan dalam psikologi pendidikan mereka munjul sebelum awal abad ke-20 diantaranya :
1.      William James
William James mengatakan bahwa eksperimen psikologi di labiratorium sering kali tidak bisa menjelaskan kepada kita bagaimana cara mengajar anak secara efektif. Dia juga menegaskan bahwa pentingnya untuk mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu dari rekomendasi William James adalah mulai belajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.
2.      John Dewey
John dewey menjadi motor penggerak untuk mengaplikasikan psikologi di tingkat yang praktis. Dari John Dewey kita mendapatkan beberapa ide-ide penting yaitu sebagai berikut : yang pertama kita mendapatkan tentang anak sebagai pembelajar aktif ( active learner ). Yang kedua kita mendapatkan bahwa pendidikan itu seharusnya di fokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya sendiri. Yang ketiga kita mendapatkan bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya. Oleh sebab itu, cita-cita demokrasi ini pada masa pertengahan abad ke-19 belum muncul, dan pada saat itu pendidikan hanya diberikan kepada sebagian kecil anak, terutama untuk anak keluarga kaya. Dan John Dewey sendiri adalah seorang psikolog yang sangat berpengaruh dan seorang pendidik yang mendukung pandidikan yang layak bagi semua anak, laki-laki maupun perempuan, dan dari semua lapisan social, ekonomi, dan etnis.
3.      E. L. Thorndike
E. L. Thorndike memberikan banyak perhatian pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah. Thorndike juga berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Thorndike juga sangat ahli dalam melakukan beberapa studi belajar mengajar secara ilmiah, dan ia juga mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.


Ada beberapa cara mengajar yang efektif yaitu :
1.      Pengetahuan dan keahlian professional
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif harus memiliki beberapa strategi pengajaran yang baik dan di dukung oleh beberapa metode yaitu, penetapan tujuan, rancangan pengajaran, dan manajemen kelas. Pengetahuan dan keahlian profesi dibagi atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut : penguasaan materi pelajaran, strategi pengajaran, penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional, keahlian manajemen kelas, keahlian motivasi, keahlian berkomunikasi, dan keahlian teknologi.
2.      Komitmen dan motivasi
Menjadi guru yang efektih juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Beberpa guru bahkan yang berpengalaman sekalipun, melaporkan  bahwa mereka seperti “ tidak punya kehidupan “. Bahkan memberikan tambahan jam pada malam hari dan akhir pekan di luar jam kelas, mungkin masih kurang cukup. Komitmen dan motivasi dapat membantu guru yang efektif untuk melewati masa-masa yang sulit dan melelahkan dalam mengajar.

Teknologi
Keahlian telnologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan murid-murid , di butuhkan syarat atau kondisi lain untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung proses belajar murid. Kondisi-kondisi antara lain dukungan dari tokoh pendidikan : guru yang menguasai teknologi untuk  pengajaran, standar dan sisi kurikulum, penilaian efektivitas teknologi untuk pembalajaran, dan memandang anak sebagai pembelajaran yang aktif dan konstruktif. Intelegensi harus sesuai dengan kebutuhan belajar murid, termasuk kebutuhan mempersiapkan murid, termasuk kebutuhan mempersiapkan murid untuk mencari pekerjaan di masa depan, yang akan sangat membutuhkan keahlian teknologi dan keahlian berbasis computer.