Sabtu, 19 April 2014



Observasi Sekolah


Kelompok 13
Ketua : Akhlak Kajimi                (121301103 )
Anggota : Nova Hardiyanti Pane (131301009 )
               Syafira Hairy Sani        ( 131301107 )
               Salshabilla Utari           ( 131301129 )
               Grace Irna N. K          ( 131301133 )



Identitas Sekolah
Nama Sekolah                                      : SD NEGERI 060808 MEDAN
Alamat                                                : Jln. Rahmadsyah Kec. Medan Area kota 
  Medan
Status Sekolah / Akreditasi                   : Negeri/-
Kepala Sekolah                                    : Dra. Efrida




Kondisi Fisik Kelas
Hari & Tanggal Observasi                     : Sabtu, 5 April 2014
Kelas yang di Observasi                       : V (Lima) SD
Mata Pelajaran                         : Matematika
Nama Guru yang Mengajar                   : Novi, S.Pd.
Waktu Observasi                                  : 13.45 – 14.30 WIB
Jumlah Siswa                                        : 32 Orang
Jumlah Siswa yang Hadir                      : 21 Orang


Hasil Observasi
Kelompok 13 melakukan tugas observasi proses belajar yang terjadi di SD Negeri 060808 Medan yang beralamat di jalan Jln. Rahmadsyah Kec. Medan Area Kota Medan pada tanggal 05 April 2014. Kelompok mendapatkan izin dari pihak sekolah untuk melakukan observasi di kelas 5 SD. Kami mulai melakukan observasi di dalam kelas pukul 13.45 WIB. Pada saat pertama kali kami masuk ke kelas, proses belajar mengajar belum dilakukan hingga akhirnya kami memulai dengan perkenalan diri kepada adik-adik yang ada dikelas itu. Saat kami memperkenalkan diri, ada seorang bapak yang membantu untuk menertibkan kelas. Dan kami mendapatkan informasi bahwasannya bapak itu adalah guru olahraga di sekolah itu. Kelas tersebut memiliki empat buah lampu yang menyala. Sebuah kipas angin yang menyala berada di sisi dinding sebelah kanan kelas. Terdapat sebuah whiteboard dan sebuah blackboard yang berada didepan kelas sebagai alat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Setting tempat duduk kelas tersebut dibuat sesuai keadaan kelas yang tidak begitu luas. Meja guru berada di depan kelas dan meja murid berada di depan meja guru. Terdapat 3 lemari yang diletak di depan, samping, dan belakang kelas. Di belakang kelas juga terdapat 3 meja yang diletakkan berderetan sebagai tempat meletakkan buku-buku lama yang sudah tidak terpakai yang dapat merusak konsentrasi belajar. Ada sebuah meja pingpong yang diletakkan dibelakang kelas karna tidak ada lokal lagi untuk menyimpan meja pingpong tersebut.di sebelah kiri dan kanan sisi kelas terdapat runtutan jendela yang membuat siswa bisa melihat keluar. Tapi sayangnya jendela pada sisi kiri kelas langsung berhadapan dengan dinding bangunan sebelah sekolah tersebut sehingga udara tidak leluasa untuk keluar masuk kelas. Suasana kelas yang bisa dikatakan sedikit panas, sedikit dibantu oleh sebuah kipas angin yang memberikan angin segar untuk kelas tersebut. Keadaan kelas sudah cukup nyaman. Tapi kelas kurang bersih karena ada banyak sampah yang berserakan di lantai kelas.
Saat memulai pelajaran, ibu guru memberikan intruksi kepada muridnya untuk mengeluarkan buku matematika yang akan dipelajari. Para siswa terlihat begitu bersemangat untuk memulai pelajaran. Di tengah guru menjelaskan pelajaran, sang guru mengingatkan kepada muridnya bahwasannya pelajaran ini telah sedikit dipelajari di kelas 4 sd, dan ibu guru memberikan motivasi  kepada muridnya untuk terus rajin belajar karna mereka pasti akan melalui ujian nasional di tehun depan.
 

A.  Pembahasan Sistem Pembelajaran dikaitkan dengan Teori

1.       Operant Conditioning (B.F Skinner)
Perilaku yang dilakukan tidaklah semua adalah perilaku yang diinginkan. Untuk menjadikan perilaku yang tidak diinginkan menjadi perilaku yang diinginkan dapat dilakukan dengan cara memberikan penguatan positive jika ada perilaku yang diinginkan. Dan untuk mengurangi atau melenyapkan perilaku yang tidak diinginkan adalah dengan memberikan penguatan negative dan memberikan hukuman.
Sama halnya dengan seorang anak yang menganggap bahwa tampil dimuka umum adalah hal yang memalukan baginya karna semua mata akan tertuju padanya dan itu akan mengganggu konsentrasinya. Namun ketika ia tampil dimuka umum, orang disekelilingnya memberikan tepuk tangan. Tepuk tangan tersebut merupakan reinforcement positif baginya yang membuat anak tersebut ingin tampil didepan umum lagi untuk mendapatkan tepuk tangan tersebut.

Pada kelas V guru memberikan reinforcement kepada siswa dalam kelas. Pada saat seorang anak dapat mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik, dan seorang anak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan, anak tersebut mendapatkan pujian dari ibu guru. Dan kepada murid yang belum mengerjakan tugas, ibu guru meminta anak tersebut untuk mengerjakan tugas di kemudian hari. Dari sini ibu guru memberikan reinforcement positif kepada murid yang mengerjakan tugas dengan harapan perilaku itu akan terus diulang dan frekuensi kejadiannya semakin bertambah. Dan ibu guru memberikan reinforcement negative bagi murid yang tidak mengerjakan tugas dengan harapan perilaku itu tidak diulang lagi.
Dalam teori Skinner, terdapat prinsip utama penguatan. Dimana dinamika penguatan, agar efektif mengubah perilaku, penguatan harus terjadi seketika bersamaan dengan kondisi penguatan dan terkait langsung dengan perilaku itu sendiri.

2.       Kondisi Belajar Robert Gagne

Robert Gagne berpendapat bahwa ada 3 tahapan umum dalam belajar. Yaitu persiapan belajar, akuisisi dan kinerja dan transfer belajar. Dimana didalan 3 tahapan umum ini terdapat Sembilan tahapan belajar. Dimana tahapan tersebut adalah konsep pemrosesan kognitif pada analisis pembelajaran. Sembilan tahapan ini pada dasarnya harus diberlakukan secara berurut karena merupakan aspek pemrosesan yang penting demi tercapainya tujuan pembelajaran.

1.       Persiapan belajar
Tujuan dari tahapan ini adalah mempersiapkan diri untuk belajar. Termasuk didalamnya adalah memperhatikan stimuli pada proses pembelajaran yang dapat berupa objek bergerak maupun diam, ucapan, tulisan maupun gambar.  Pada dasarnya stimulus-stimulus ini adalah pembangunan harapan pembelajaran demi tercapainya tujuan belajar. Pada dasarnya persiapan belajar melibatkan proses pengambilan informasi yang relevan kemudian dimasukkan ke dalam ingatan kerja.
2.       Akuisisi dan kinerja
Merupakan fase inti dari pembelajaran.  Mengenali stimuli, memilih stimuli yang relevan dari lingkungan, memberikan makna dan mentransfer informasi ke ingatan jangka panjang, kemudian mengambil kembali informasi dan merespon stimuli yang ada.
3.       Transfer belajar
Tahapan terakhir dari belajar dimana pembelajar diberi kesempatan untuk mengaplikasikan  aktifitas belajar ke dalam situasi baru dan membangun petunjuk  tambahan (misalnya pengalaman) untuk diingat kembali kelak.
Pada kelas yang kami observasi, kami melihat adanya indikasi dari teori belajar Gagne yang dapat diaplikasikan pada kondisi kelas pada saat observasi.
Tabel 1. Asumsi Dasar Kondisi Belajar Gagne
Deskripsi
Tahapan
Fungsi
Aplikasi dalam observasi
1. Persiapan belajar
1. Memperhatikan
Memberikan peringatan bagi pemelajar
Mengorientasikan
Murid memperhatikan saat guru menerangkan pelajaran
2. Harapan
Pemelajar pada tujuan belajar
Guru berharap agar murid dapat mengerti pelajaran yang diberikan
3. Pengambilan kembali (informasi yang relevan dan keterampilan) untuk dibawa ke ingatan kerja
Memberi ingatan tentang kapabilitas yang diperlukan
Adanya proses feedback  dari guru tantang ppelajaran di kelas sebelumnya
2. Akuisisi dan kinerja
4. Persepsi selektif
terhadap ciri stimulus
Membangkitkan penyimpanan pada stimulus penting secara temporer di dalam ingatan kerja
Murid hanya memperhatikan instruksi guru
5. Pengkodean semantik
Transfer  ciri stimulus dan informasi terkait ke dalam ingatan jangka panjang
Murid mengingat pelajaran yang diterangkan oleh guru pada kelas lalu
6. Pengambilan kembali dan respons
Mengembalikan informasi yang tersimpan ke penggerak respons individual dan mengaktifkan respons
Murid merespon dengan memberikan tanggapan saat guru bertanya
7. Penguatan
Mengkonfirmasi harapan pemelajar
tentang tujuan belajar
Guru memberikan reinforcement kepada murid
3. Transfer Belajar
8. Pengambilan petunjuk
Memberikan petunjuk  tambahan untuk peringatan kapabilitas di waktu mendatang
Guru menjelaskan dan menunjukkan beberapa contoh soal
9. Kemampuan generalisasi
Memperkaya transfer belajar ke situasi baru
Pengetahuan mengenai pecahan dapat mereka gunkan dikehidupan sehari-hari